Mengapa Implementasi AI On-Premise di Indonesia Belum Bisa Dilakukan (Saat Ini)?

Implementasi AI on-premise di Indonesia sulit karena biaya tinggi, kekurangan SDM ahli, infrastruktur listrik-pendingin terbatas, regulasi belum jelas, dan dominasi solusi AI berbasis cloud.

ARTIFICIAL INTELLIGENCE

Yuwon Nugroz

4/1/20252 min baca

Mengapa Implementasi AI On-Premise di Indonesia Masih Sulit Dilakukan?

Implementasi solusi AI on-premise di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, antara lain:

Tantangan Utama:

🔹 Biaya Infrastruktur Tinggi – Pengadaan server AI, GPU, dan solusi penyimpanan membutuhkan investasi besar. Banyak perusahaan lebih memilih solusi berbasis cloud untuk menghindari biaya awal yang tinggi.

🔹 Keterbatasan Tenaga Ahli Lokal – Infrastruktur AI memerlukan insinyur dan profesional IT yang terampil, yang masih terbatas di Indonesia. Banyak perusahaan belum memiliki tim AI atau DevOps internal.

🔹 Masalah Listrik & Pendinginan – Server AI memerlukan pasokan listrik yang stabil dan sistem pendinginan yang efisien. Infrastruktur di Indonesia, terutama di luar kota besar, belum sepenuhnya mendukung hal ini.

🔹 Tantangan Skalabilitas – Solusi on-premise lebih sulit untuk diperluas dibandingkan AI berbasis cloud, yang memungkinkan bisnis menambah sumber daya sesuai kebutuhan.

🔹 Ketidakpastian Regulasi – Aturan terkait perlindungan data dan AI di Indonesia masih berkembang. Banyak perusahaan ragu untuk berinvestasi dalam AI on-premise tanpa regulasi yang jelas.

🔹 Dominasi Cloud – Banyak perusahaan lebih memilih solusi AI berbasis cloud (AWS, GCP, Azure) karena lebih fleksibel, perawatannya lebih mudah, serta mendapat pembaruan berkelanjutan tanpa investasi modal besar.

Seberapa Mahal Implementasi AI On-Premise?

Biaya penerapan AI on-premise di Indonesia bergantung pada berbagai faktor, seperti perangkat keras, perangkat lunak, konsumsi energi, dan pemeliharaan. Berikut perkiraan kasar biaya:

1. Biaya Perangkat Keras

💰 Server AI (GPU seperti NVIDIA A100, H100, atau DGX) → $20,000 – $200,000+ per unit
💰 Penyimpanan (HDD, SSD, atau storage kelas enterprise) → $10,000 – $100,000
💰 Peralatan Jaringan (Switch, Router, Firewall, dll.) → $5,000 – $50,000

2. Biaya Perangkat Lunak & Lisensi

💰 Framework & AI Enterprise (TensorFlow, PyTorch, solusi AI proprietary) → Gratis hingga $100,000+ untuk lisensi enterprise
💰 Sistem Operasi & Keamanan → $1,000 – $20,000 per tahun

3. Biaya Listrik & Pendinginan

💰 Listrik (Server AI mengonsumsi 2-10 kW per unit) → $1,000 – $5,000 per bulan
💰 Sistem Pendinginan (AC, liquid cooling, dll.) → $10,000 – $50,000+

4. Biaya Pemeliharaan & Tenaga IT

💰 Gaji Insinyur AI & DevOps → $20,000 – $100,000 per orang per tahun
💰 Pemeliharaan & Perbaikan Server → $5,000 – $50,000 per tahun

📌 Estimasi Total Biaya (Untuk Skala Menengah di Indonesia)
💰 Biaya Awal → $50,000 – $500,000+
💰 Biaya Operasional & Pemeliharaan Tahunan → $20,000 – $200,000+

Apakah Perusahaan di Indonesia Siap untuk Ini dalam 5-10 Tahun ke Depan?

Dengan biaya tinggi dan tantangan teknis yang ada, sebagian besar bisnis di Indonesia masih lebih memilih solusi berbasis cloud. Apakah dalam 5-10 tahun ke depan infrastruktur dan regulasi AI di Indonesia akan siap untuk AI on-premise? Itu masih menjadi pertanyaan besar.