Apa yang membuat negara berkembang tertinggal dalam teknologi, khususnya dalam penerapan AI?

Negara Berkembang tertinggal dalam AI karena infrastruktur lemah, minim investasi, kurang talenta, regulasi data ketat, dan adopsi bisnis lambat. Potensi besar ada di digitalisasi dan inisiatif "Making 4.0".

ARTIFICIAL INTELLIGENCE

Yuwon Nugroz

4/4/20251 min baca

Negara berkembang tertinggal dalam adopsi AI karena tantangan infrastruktur, ekonomi, dan pendidikan.

Faktor utama:

  1. Keterbatasan Infrastruktur & Investasi
    AI membutuhkan internet stabil, komputasi awan, dan perangkat keras canggih yang belum merata. Investasi AI masih rendah dibandingkan negara maju.

  2. Kesenjangan Talenta & Pendidikan
    Kurangnya tenaga ahli AI, dengan pendidikan tinggi yang lebih fokus pada IT tradisional. Banyak talenta pindah ke luar negeri untuk peluang lebih baik.

  3. Adopsi Bisnis & Pemerintah yang Lambat
    Banyak bisnis masih bergantung pada operasi konvensional, dan transformasi digital berjalan lambat. Dukungan kebijakan AI masih berkembang.

  4. Tantangan Regulasi Data & AI
    AI butuh data berkualitas tinggi, tetapi regulasi privasi dan standarisasi masih lemah. Hukum lokal membatasi akses ke infrastruktur AI global.

  5. Biaya & Kekhawatiran ROI
    Implementasi AI mahal, dan banyak bisnis belum melihat keuntungan langsung, sehingga ragu untuk berinvestasi.

  6. Dinamika Budaya & Pasar
    Perusahaan lebih mengutamakan interaksi manusia dibanding otomatisasi. AI sering dianggap sebagai ancaman bagi pekerjaan, bukan peluang efisiensi.

Peluang Pertumbuhan

Dengan populasi besar dan ekonomi digital yang berkembang, Indonesia punya potensi besar untuk AI. Inisiatif seperti "Making Indonesia 4.0" dapat mendorong pengembangan talenta, investasi, dan penerapan AI di sektor penting seperti keuangan, kesehatan, dan e-commerce.